Profil Perusahaan
Perusahaan Rokok Gudang Garam adalah salah satu industri rokok terkemuka
di tanah air yang telah berdiri sejak tahun 1958 di Kota Kediri, Jawa Timur.
Hingga kini, Gudang Garam sudah terkenal baik di dalam negeri maupun
mancanegara sebagai penghasil rokok berkualitas tinggi. Produk Gudang Garam
bisa ditemukan dalam berbagai variasi, mulai Sigaret Kretek Klobot (SKL),
Sigaret Kretek Lingting-Tangan (SKT), hingga Sigaret Kretek Linting-Mesin
(SKM).
Berawal dari industri rumahan, perusahaan kretek Gudang
Garam telah tumbuh dan berkembang seiring tata kelola perusahaan yang baik dan
berlandaskan pada filosofi Catur Dharma. Nilai-nilai tersebut merupakan panduan
kami dalam tata laku dan kinerja perusahaan bagi karyawan, pemegang saham, serta
masyarakat luas.
Pendekatan TOP DOWN APPROACH
A. Analisis
Makro Tahun 2017-2019
Penerimaan Cukai Negara 3 Tahun Terkuat.
2017
Pada tahun 2017, defisit neraca
berjalan Indonesia terus menyusut sebesar 1,0 persen dari PDB, didukung oleh
ekspor yang meningkat lebih cepat dibandingkan dengan impor.
Dalam APBN 2017, pendapatan negara dari cukai rokok
mencapai Rp 149,9 triliun, naik 6 persen dari APBN Perubahan 2016. Penerimaan
cukai rokok ini setara dengan 10 persen target pendapatan pajak 2017 yang
sebesar Rp 1.498 triliun.
2018
Pada tahun 2018, nilai ekspor rokok dan cerutu mencapai
US$ 931,6 juta atau meningkat 2,98% dibanding 2017 sebesar US$ 904,7 juta.
Sepanjang 2018, penerimaan cukai rokok menembus hingga
Rp 153 triliun atau lebih tinggi dibanding perolehan di 2017 sebesar Rp147
triliun.
Kenaikan cukai hasil tembakau terbesar berada pada golongan sigaret
putih mesin di kisaran 12 hingga 22 persen.
2019
Pada tahun 2019, capaian penerimaan cukai per
31 Agustus 2019 sebesar Rp93,12 triliun. Angka itu mencapai 56,27% dari
target penerimaan cukai tahun tahun ini yang diharapkan Rp165,5 triliun.
Realisasi penerimaan bea dan cukai hingga 12 November
2019 mencapai Rp 165,47 triliun. Angka tersebut hanya 79,24% dari target APBN
2019 sebesar Rp 208,82 triliun.
A. Analisis
Industri / Sektoral
2017
Pada tahun 2017 diketahui bahwa perusahaan dengan
kinerja laba bersih paling baik ditorehkan Gudang Garam. Perusahaan yang didirikan oleh Tjoa Jien Hwie atau Surya
Wonowidjoyo ini, sepanjang tahun lalu mencatatkan laba bersih Rp7,75 triliun,
naik 16 persen dari Rp6,67 triliun di 2016. Hal tersebut ditunjang
dengan adanya efisiensi beban usaha yang memperlebar marjin keuntungan
perusahaan.
2018
Kondisi industri rokok sedang lesu. Dalam lima tahun
terakhir ini, tren penjualan rokok terus menurun. Dari 352 miliar batang pada
2014, lalu menjadi 332 miliar batang pada 2018. Rata-rata turun 2 persen/tahun.
PT Gudang Garam Tbk. adalah salah satu emiten rokok yang kinerjanya cukup
positif. Tahun lalu, pabrikan rokok yang berlokasi di Kediri, Jawa timur ini
membukukan nilai penjualan Rp95,7 triliun naik 15 persen dari tahun 2017.
2019
Pada tahun 2019 industri masih terus dibayangi oleh
adanya kenaikan cukai yang dinilai memberatkan pelaku usaha rokok dan tembakau. Kenaikan rokok sebesar 23% berpotensi
menaikkan harga jual rokok namun tidak berdampak signifikan terhadap gerak
saham emiten rokok di BEI. Saham emiten yang akan terkena imbas adalah GGRM,
RMBA, dan WIIM.
A. Analisis
Fundamental
Nilai Intrinsik dan Rasio Keuangan
Berdasarkan ROA, ROE dan EPS yang sudah dianalilis maka saham GGRM layak untuk dipertimbangkan karena emiten tersebut memiliki pergerakan yang cukup stabil.
Lampiran Cheatsheet dan Grafik Analisis Fundamental
Resources:
https://katadata.co.id/berita/2019/11/14/realisasi-penerimaan-apbn-2019-baru-79-cukai-rokok-digenjot
Zhafira Rory Ramadhani (1021710078)
Irka Dhani P. (1021710030)
Manajemen Investasi B
Universitas Internasional Semen Indonesia