Sisil sempat terhenti menulis.
Malas menggerakkan tangan dan pikiran. Mati rasa.
Rasa terpuruk dan tangisan datang tanpa aba-aba.
Quarter Life Crisis hit her so hard.
Memasuki usia yang hampir seperempat abad, ia terus-terusan kehilangan ambisi.
Tak ada motivasi, hilang.
Merasa sangat kesepian padahal tidak sendiri.
Semakin sulit untuk merespon kebahagiaan orang lain.
Ketakutan-ketakutan akan masa depan terus terngiang.
Berusaha untuk terus terlihat baik-baik saja, tetapi isi pikiran terus berjalan.
Rasa pusing dan berat di kepala terasa sepanjang hari.
Rasa cemas dan ketakutan bercampur datang secara bersamaan.
Is she depressed?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar